Saturday, November 30, 2013

Promosi Warung 3 Semprul

Hai Mblo, hm... Sibuk banget yah, sekarang ma tugas, sampe-sampe temen-temen ada yang pacaran sama tugasnya... xixixiixixxi
Daripada gitu, mending kita ke warung baru teman kami: Warung 3 Semprul...
Yaaa... Seperti warung angkringan lainnya, warung ini menjajakan jajanan khas warung angkringan, berbagai macam minuman hangat dan dingin, dan juga makanan goreng tersedia disini. Ayo, tunggu apa lagi, segera berkunjung kesana, buka setiap malam senin, malam selasa, malam kamis, dan malam sabtu...

Friday, November 1, 2013

TTS: "Musuh Baru" - Fandri's Part

Kamu berharga lebih dari siapa pun... Walau kau tolak tak akan ku sesali.... Kamu berharga lebih dari siapa pun.... Tadinya ku ingin ungkapkan rasa ini... Jika ku suka, 'kan ku katakan suka... Tak ku tutupi ku katakan sejujurnya... Jika ku suka, 'kan ku katakan suka... Dari hatiku dengan tulus ku katakan...

Begitulah bunyi lagu yang selalu setia menemani Fandri setiap hari sepanjang perjalanannya menelusuri lorong panjang akses menuju kampus. Semakin hari, bosan tak jua menghampiri dirinya untuk mengganti lagu tersebut. Mungkin lagu itu sudah dihayatinya semenjak patah hati yang menyerangnya tempo hari...

Hari ini adalah hari bagi mahasiswa jurusan Sastra Inggris Universitas Madya Karuna Bhakti untuk mengambil nomer urut antrian jadwal mata kuliah. Seperti biasa, semua member Pasukan Sabun dari Lembah Perawan mendapatkan giliran terakhir untuk mengambil jadwal mata kuliah, kecuali Fandri.

"Wah, jadwal gue hancur nih, harus pulang sore terus lagi... Sial!" Fandri mencaci ketidakberuntungannya pagi ini.
Hape cina yang ada disampingnya berbunyi kencang, terdengar suara yang tidak asing lagi di seberang sana, 
"Hoe kampret!! Lu pulang ga bilang-bilang, minimal pamit dulu kek, ke Sifu kita gitu.." ,kata Rahmadi membuka percekcokan.
"Wedhus!! Bisa lumutan gue nungguin kalian disono, lagipula apa sih yang bisa gue nikmatin disono??"
"Kurang ajar!! Makan mie dulu sono!! Lu bakal nyesel ga ikut kita sore ini, ada pemandangan cewek-cewek semester bawah lhooo... hahahahaha..." ,tawa jahat Sang Sifu terdengar geli diiringi dengan gelak tawa member pasukan yang lain.
"Meehhh... Lagi ga mood nyuci mata, gue masih kepikiran tadi malem!!" ,kesal Fandri.
"Udah bro, ga usah dipikir keras, mending mangan mie silir..." ,kata Galih bermaksud untuk memnghibur temannya.
"Heleh, wes!" ,tutup Fandri mengakhiri percekcokan wajib sesama pasukan.

Perasaan yang campur aduk, mengisi relung hati dan ruang pikiran Fandri mengenai hal semalam yang dia ketahui. Bakat stalkingnya paling tidak telah berjasa mengungkap kebenaran yang selama ini disembunyikan Mira dari dirinya. Mungkin Mira tidak ingin membuat hati Fandri sakit, akan tetapi luka yang diberi obat akan semakin terasa perih yang terkandung padanya. Terlanjur sudah Fandri terserang penyakit yang tiada obatnya itu, sempat terlintas untuk meninggalkan semua ini, namun sekali lagi, akal memenangkan segala hal.

***

"Aku tidak mungkin begitu saja melupakannya, aku akan membuat rencana lain untuk menanggapinya."
"Mungkin dia telah menjadi mlik seseorang, tapi hati ini serasa berkata bahwa aku tidak boleh untuk menghentikannya cukup disini saja, aku harus tetap melangkah!! Entah mengapa, aku pun bingung merasakannya..."

Pagi-pagi Fandri sudah ngobrol dengan Galih didepan gerbang kampus, dasar mahasiswa kurang kerjaan. Dengan wajah-wajah mesum tak berdosa, mereka dengan sentainya melanjutkan bahan pembicaraan yang mendekati tahap atau titik resolusi... "Mungkin lo harus dengerin apa kata hati lo, siapa tahu itu akan benar-benar betul! hahahaha" ,saran menyesatkan yang keluar dari mulut seorang Galih.
"Huft... I don't know, if she tells me the truth directly without hiding it from me, maybe i will... hahh... ntahlah, gue juga bingung sendiri... ARRGGHH!!!! Why??? God why????" ,Fandri berteriak memaki kenyataan yang sesungguhnya sangatlah pahit.
"Sabar bro, all those facts are bitter than jamu..." ,canda Galih mencoba mencairkan suasana.
"Ok, kita cabut ke SAR aja, sini mulai panas... Eh... Bentar, makul lu di jadwal kurang berapa biji??"
"Emm... Udah lengkap, mang nape?"
"Waaah... Ga beres nih, gue kurang satu bro! Dan feeling gue ini bakalan runyam urusannya ma Pak Sunar... Aaasemm..... Kok buntung banget ya, gue dua hari ini?" ,umpat Fandri.
"Wah, lu kayaknya harus menggelar syukuran biar apes lu ilang broo!!!" ,saran Galih.
"Apa?? Ah, enggak enggak enggak enggak!! Ga ada fulus ane... Mending ayo langsung ke sekretariat..."
"Ayo..."

Mereka meninggalkan pohon depan kampus tersebut dengan tergesa-gesa, karena semua dosen Sastra Inggris mempunyai shift tersendiri, jika mahasiswa telat untuk urusan apapun dengan dosen, maka tamatlah sudah riwayat karir mahasiswa tersebut.
Dengan tergesa-gesa, Fandri menempati ruangan komputer jurusan hukum.
"Oh shit!! Kenapa sih, kok harus penuh semua nih kelas! Apa kagak ada lebih berapa orang gitu..."
"Apa mungkin kuota kelasnya belum ditambah ya? Yah… Ngalamat nunggu sampe ntar malem nih…”

***

Malam harinya, Fandri segera berkelut dengan netbook kesayangannya, walaupun sudah bisa dikategorikan sebagai laptop yang tidak muda lagi,  tapi laptop pemberian ayahnya itu sangatlah berjasa dalam menemaninya mengerjakan tugas-tugas dari dosen.
Jarum panjang jam dinding hampirmenyentuh angka 12 dan Fandri masih terjaga dari penantian panjangnya… Namun, kuota yang ditunggu-tunggu tak kunjung bertambah. Fandri kecewa, kesal,marah dan emosi,menahan rasa benci yang mendalam terhadap kepengurusan system ngentri dikampusnya yang amburadul. Seperti biasa, Fandri lebih memilih untuk login ke akun Facebooknya,  akan tetapi…
Sepertinya hal itu bukanlah hal yang terbaik untuk menghilangkan suntuk.

“Hm… Coba kita lihat…Ani, Lilis, Dita, Ratih, nah… Si Adriyanti lagi online nih… Asik!”

Seketika, muncul pop-up private message dari sahabatnya,Galih.

G: “Oi, dah lengkap lom?”
F: “Blm… Kuotanya blm ditambah nih… Sial”
G: “Hahaha… Sabar bro! “
F: “Dari kemaren emang gue dah sabar trz…Ga ada kata laen napa?”
G: “be patient… :p”
F: “wah,lu songong lu!!”
G: “hahahaha…”

Fandri menutup percakapan singkat tersebut dan memulai untuk mengetik update statusnya…

“Aduh… Nasib… Hari ini kenapa ya? Kok tiap kali ngentry, pasti kurang mulu… Ini malah kurang dua, aduh… Sial!!”

Selesai memposting update status tersebut, langsung saja dengan tiba-tiba, puluhan “like” dating dari teman-temannya sekampus, yang mungkin senasib, mungkin juga tidak…
“Ah, mas Roni tadi kayaknya komen ke status gue deh, cek ahh…”
Fafa Ron’Z                          : “Hahaha… Sing sabar broo, masih ada hari esok…”
Dini Adriyanti                   : “Hahahaha…. Sukurin!  Salah sendiri lu ga bisa cepet, gue aja dah lengkap dari hari awal ngentry… :”

Melihat Adriyanti berkomentar seperti itu di statusnya, Fandri yang sehari penuh ini dipenuhi dengan aura negative dan amarah yang luar biasa, akhirnya meledakkan emosinya ke cewek tersebut. Fandri berpikir kalau Adriyanti adalah seseorang yang egois. Disaat dirinya berada diambang batas kesabaran, malah ada orang yang dengan sengaja menyerang titik emosinya.

Fandri Surizawa               : “Heh, Dini,lu bisa komen kayak gitu apa ga mikir dulu sebelum ngetik? Lu jangan macam-macam ya, gue ini lagi susah, lo malah ketawa ngeliat gue kayak gini. Seharusnya, lu jadi temen itu jangan tertawa diatas penderitaan orang laen! Coba deh, lu tukeran posisi ma gue, pasti lu ga bisa ngerasain apa yang gue rasakan saat ini!! Awas lo ya, gue inget-inget omongan lu malam ini, buat pengingat kalo Dini Adriyanti, mahasiswi sok alim itu, ternyata GA BISA MENJAGA MULUTNYA!!!!”
Dini Adriyanti                   : “Lho, kog gitu sih? Gue kan Cuma bercanda doang…”
Fandri Surizawa               : “ahh… ga usah banyak bacot lu! Mulai sekarang, mending lo ga usah ngomong ma gue aja deh!! Gue ga nyangka ya, kok ada aja, cewek kayak lo, yang senang diatas penderitaan orang lain…”


Fandri tak menyangka bahwa teman yang dekat dengannya dan sudah akrab itu diam-diam bisa melukai hatinya lebih dari apa yang semua cewek yang pernah dia kenal. Kini, lengkap sudah penderitaannya, makul belum lengkap, ditambah lagi persoalannya dengan Dini, membuatnya semakin tertekan. Apa yang dipikirannya sekarang hanyalah ngentry, ngentry dan omongannya Dini. Tak sedetikpun pikirannya melepas kedua topik itu dan dia menutup harinya dengan update status:

“Walaupun orang itu cantiknya seperti bidadari yang terpeleset dari surga, tapi bila dia tidak bisa menjaga mulutnya, maka orang itu tidaklah lebih baik dari SAMPAH!!”


***
Akhirnya, lengkap sudah makul yang dinanti dan diperjuangkan mati-matian oleh Fandri. Sepertinya tinggal menunggu hari aktif kuliah untuknya untuk merasakan menjadi mahasiswa semester 5. Tapi, masih ada satu hal yang tak akan terlupakan olehnya, ya! Komentar Dini…

Jam 8 Fandri sudah memacu Supranya ke kampus. Tidak ada tujuan pasti dirinya pergi ke kampus, mungkin dia hanya mencari-cari adik semester, siapa tahu ada yang bisa membuatnya melupakan seseorang yang pernah menyakitinya. Di sebelah timur terlihat cowok yang tidak asing lagi baginya, berjalan dengan sedikit kesan culun menyelimutinya, Galih bergerakmendekati Fandri.

“Oi, udah liat pengumuman Makul KaWe?” ,Tanya Galih.
“Ntahlah, gua ga ngeh, males buat ngampus, mending kita cuci mata dulu, banyak noh, cewek di depan BAK… Mayan, vitamin bro!” ,kekeh Fandri.
“Ah, elu! Tahu aja gue lagi butuh refreshment, hwehehehe…”
“Hahahahaha… Yok ah,cabut!”
“Yok!”

Ketika mereka berjalan hendak menuju areal depan kampus, secara kebetulan, Dini tiba dengan memakai motor yang berbeda dengan biasanya, sehingga Fandri pun terlihat pangling dengannya. Setelah Dini membuka helm dan terlihat wajahnya, Fandri langsung merubah raut wajahnya secara drastic menjadi datar tanpa ekspresi. Galih langsung menyapanya.

“Hai Din! Perlu bantuan?”
“Hai Lih, ya nih, motor gua ga bisa masuk, bantu parkirin dong… Hai Fand!” ,Dini juga menyapa Fandi yang terdiam semenjak kedatangannya.
“…” (Sialan, tuh Uler ngapain sih ada disini, gue cuek aja ah…) ,batin Fandri dalam hatinya.
“Fand, hoy!” ,Dini sepertinya kaget karena respon yang berbeda yang diberikan oleh Fandri, tak biasanya dia didiemin oleh Fandri yang biasanya suka bercanda kepadanya.
“Hoy Lih urusan lo dah belom? Kalo belum, gua duluan ya?” ,kata Fandri sambil beranjak hendak meninggalkan tempat duduknya.
“Hoy tunggu! Ntar dulu napa,ngobrol dulu kek, ma Dini…?” ,ajak Galih.
“Ah, males! Kalo lu ga mau ya udah, gue bisa sendiri kok..”
“Hey, jangan gitu ma Dini dong, emangnya ada apa sih?” ,rasapenasaran Galih muncul.
“Hey kalian, aku pergi dulu ya, thanks Lih!” ,bisik-bisik mereka dipotong oleh suara Dini yang sudah janjian dengan pacarnya diluar kampus.
“Heh Lih, gua saranin lu jaga baek-baek pertemanan lo ma tu orang, masalah gue dengan dia ga ada sangkut pautnya dengan lo, biar ini jadi urusan gue.. OK?”
“Oke oke, jadi ga, kita ke depan?”
“Yuk, tapi gua haus nih, beli minum dulu ke Blackheartmart dulu ya?”
“Yok, gue juga mo beli makanan dulu,gue laper…”

Mereka pun pergi bersama menuju kedepan kampus. Disaat yang bersamaan, terlihat Mira dan Tika sedang berjalan menuju kea rah mereka.

“Hai Tante….” ,sapa Fandri ke Tika.
“Hai, pada mo kemana nih?”
“Ini mau nyari makan, laperrr..” ,jawab Galih.
“Oh, yuk makan bareng?” ,ajak Mira.
‘Wah, ga biasanya nih, diajakin bidadari secantik Mira, hwehehehe…” ,rayuan Fandri muncul secara otomatis.

Mereka berempat pun berjalan bersama menuju kafe depan kampus. Disaat yang bersamaan, Galih melihat Dini yang sepertinya ingin berjalan mendekati seorang cowok yang sepertinya juga telah menunggu Dini sedari tadi…

“Eh, Fand, liat tuh! Kayaknya  pacarnya Si Dini…”
“Mana?”


(bersambung)


Thursday, October 31, 2013

Tentara Tangguh Sabun: Galih's Version - Chapter 2


Chapter 2  - “Tak Lagi Nadia”

Jawaban singkat dari nadia yang begitu memikat lelaki itu pun tak membuat lelaki itu menyerah untuk bisa mendapatkan jawaban yang lebih panjang dari kata “hemmm”. Kemudian si lelaki dengan seribu perjuangannya untuk mendapatkan hati Nadia ini mulai berapi api lagi. Ia makin bersemangat untuk mendekati Nadia. Dengan lagak sok keren laki-laki ini mengawali pembicaraanya lagi.

“Hai, kenapa baru keliatan Nad?”, dengan sok akrab lelaki ini mengawali pembicaraanya.
“Hemm, aku kan emang jarang sekelas ma kamu, makanya kamu nggak pernah ngliat aku”, kata Nadia dengan dingin.
“Iya sih, emang jadwal kita banyak berbeda, tapi aku selalu berharap perbedaan itu tak membatasiku untuk bisa bertemu denganmu, he….”
“Halah, kalau pun seandainya jadwal kita selalu sama, aku juga nggak berharap sedikitpun untuk ingin bertemu denganmu”, jawab Nadia dengan sedikit senyum ledekan.
“Hahahahahaaha, bener tuh kata Nadia!” sontak teman-temannya yang tak jauh dar tempatnya berada.
“Huff…, ya ya ya, jawaban yang bagus, syukurlah kalau sudah mau bicara, kebetulan setelah ini aku pengen mengajakmu tuk berbicara empat mata”, jawab Lelaki ini dengan penuh keberanian.
“ya, boleh…., tapi nanti sambil jalan menuju parkiran depan”, jawab Nadia dengan tulus.
“Siap nona, ada sesuatu yang pengen aku omongin…”
“hussssttt! Simpan omonganmu dulu! Kau mengganggu konsentrasiku untuk mengerjakan tugas saja”,
Teman-temanya pun kembali bersorak “cie cie cie….”
“betah nih obrolannya….!” Sahut dari salah satu temannya yang bernama Ida.
“Obrolan sudah ditutup!”, jawab lelaki ini dengan lantang dan sambil melirik ke arah Nadia.

Dalam hati lelaki ini pun juga berkata “meskipun kau begitu dingin, tapi aku tak kan pernah berhenti untuk mencari tahu apa yang bisa membuatmu dingin, mungkin bukan es batu ataupun lemari es, hemmmm”

***
Oh iya, satu kata maaf untuk para pembaca, kali ini saya selaku penulis, menggunakan sudut pandang yang lain dari chapter sebelumnya, kali ini si tokoh utama itu tak ku beri kesempatan untuk menulis ceritanya sndiri. Dan seperti janjiku untuk menjelaskan mengapa sahabat-sahabat Nadia terbiasa untuk melontarkan kata “cie cie cie” terhadap lelaki ini (sebut saja Galih). Beginilah awal ceritanya….

Di suatu keadaan yang penuh dengan kegelisahan tepatnya satu setengah tahun yang lalu, seorang laki-laki yang sedang kita bahas dalam cerita ini sedang menemukan pencerahan hati saat pertama kali bertemu dengan sosok wanita manis yang manisnya melebihi madu dan sakarin. Ya, dia sedang jatuh cinta kepada wanita yang bernama lengkap Nadia Lilasita Dewi. Wanita yang mampu mengalihkan pandangan lelaki ini dari wanita lainnya.

Suatu ketika di waktu yang sama, lelaki ini pun mencoba mendekati Nadia, tapi rasa sungkan yang menyelimuti hatinya membuat ia minder karena sikap Nadia yang dingin itu. Akal pun tak berhenti, lelaki ini mencoba mendekati para sahabatnya agar ia bisa mendekati Nadia jauh lebih dekat lagi. Di tiap kesempatan yang sama, ia membicarakan sosok Nadia kepada lima sahabat dekatnya satu persatu.

Setelah semua sahabat Nadia mengetahui kalau sebenarnya lelaki ini begitu menyimpan perasaan yang dalam terhadap Nadia, mereka pun berniatan untuk mengerjai lelaki ini. Mereka melakukan kerjaan jahil, dan apakah itu? Kita simak cerita ini:
           
             One day, si lelaki ini sedang kebingungan untuk mengerjakan tugas, lalu ia coba mencari referensi (contekan) kepada temannya sekelas, kebetulan ia sekelas dengan Nadia, Akal pun tak buntu, ia langsung mengirim SMS kepada Nadia untuk meminta referensi darinya.
            G : “Lagi di mana sekarang Nad?
            N : “Lagi di hatimu….”
            G : “Aku serius ini…, malah jawabannya ngacau…, aku mau minta bantu”
            N : “Aku juga serius, minta bantu apa aja juga boleh, 
            G : “ aku mau minta contekan tugas, hari ini kan harus dikumpulin, bisa g?”
            N : “Ya bisa”
            G : “Ya, kita ketemu dimana?
            N : “Di hati kamu dong! Gimana sih…! Ah toples acar!”
            G : “E..eh dah berani sekarang ya?! Aku ini serius!!! 
            N : “Bodo’….!”
         G: “G’ usah khwatir, klau aku dah bsa ngdapetin tgs kamu ntar jg bakal bsa ngdapetin  hati kmu juga…”
            N : “Ah bohong! Kalau berani coba ngmong langsung!”
            G : “Ya makannya ayo ketemu!!!! Yg penting tugasnya mana????
          N : “Ntar ktmu di kls, sebelum dosen msuk kmu boleh pinjem, dan maaf, tdi HP ku dibwa   sma para sahbatku..
#Tengsinnnnnnn!!!!!#
Dari percakapan via SMS di atas, dapat disimpulkan dari kalimat terakhir jika SMS itu hanyalah bualan, tak ada unsur nyata dari hati maupun lisan.

Dari kejadian itulah yang membuat lelaki ini selalu di….istilah jawanya digasak’i, atau bisa jadi bulan bulanan buat para sahabat Nadia. Mereka melontarkan kata “cie cie cie” untuk pertama kalinya setelah kejadian dari SMS itu. Mereka mengira hati lelaki ini luluh dan hanyut dalam kebahagian setelah menerima balasan SMS rayuan tersebut. Tapi lelaki ini juga tak tahu apa yang juga dirasakan oleh Nadia dari kejadian tersebut. Apakah Nadia berbunga-bunga, malu, atau juga malah jijik. Hanya Nadia yang mampu menjawabnya.

Dan ini nama para pelaku yang terseret dalam bualan SMS di atas:
Winda, Marta, Soffa, Ida, Neina. Itu mengapa mereka berlima dan ditambah si Nadia menyebut persahabatan mereka dengan julukan “Six A”, karena nama belakang mereka menggunakan huruf A semua.

***
Kembali lagi ke situasi utama, masih di tempat yang sama yaitu ruangan perpustakaan yang bernama SAR (Self Access Room). Kini detik demi detik pun berjatuhan, menit dei menit pun menguap, dan waktupun tak terasa berjalan lama. Lelaki ini kembali pada kesadarannya, ia tak sadar jika Nadia sudah meninggalkan ruangan itu untuk beberapa menit. Lalu lelaki ini dengan tergesa-gesa meninggalkan ruangan itu untuk bisa bertemu dengan Nadia hanya empat mata (tanpa tukul).
Dengan tergesa lelaki ini keluar
“Asri cepat mana tasku? Dina, ini uang jajan untuk yang kemarin…”
Belum sempat si Asri mengambil tas milik lelaki ini malah dengan cepat lelaki ini menyahut tas begitu saja secepat cahaya.

Lelaki ini pun berlari sekencang kencangnya tanpa terkencing-kencing dan berharap bisa menjumpai Nadia sesampainya di parkiran nanti. Dan tak sadar para orang di sekitar jalan menuju parkiran melihat ia berlari begitu cepat, #entah apa yang sebenernya dilihat orang#.

Sesampainya diparkiran, lelaki ini langsung menyorotkan sudut pandangannya ke segala penjuru mata angin, dan….Jieng Jieng…! Dia melihat sosok wanita yang mempesona berdiri di dekat motor matic (Nampak dari belakang) dan menyebut dalam hati “Nadia….I’m coming”, dengan cepat lelaki itu menepuk pundak wanita ini dari belakang
“Hap…!” dengan percaya diri ia menepuk pundak wanita ini.
“Ya…?” Wanita ini pun menoleh.
“Nadia…?” jawab lelaki ini dengan suara yang melemah dan malu setelah melihat jika target yang ia sapa bukanlah Nadia, melainkan Bu Sari, salah satu dosen yang masih muda di jurusannya.
“Maaf ada apa ya mas?” Tanya Bu Sari dengan heran.
“Tidak apa-apa bu, saya hanya ingin tanya soal tugas kemarin, pengumpulannya paling lambat kapan ya?” jawab lelaki ini dengan sedikit mengalihkan situasi yang TENGSIN ini.
“Halah….tadi kenapa panggil aku “Nadia”? pacarmu ya? Cie cie cie…” ledek si dosen muda ini.
“Bukan seperti itu bu, ya saya memang mencari Nadia, dan masih mencari hatinya, dan satu hal lagi, dia belum pacar saya bu, saya harus pergi dulu bu, selamat siang bu…sampai jumpa di lain kesempatan!”
Dengan sesegera mungkin lelaki ini mencari Nadia lagi dengan tetap focus di parkiran kampus. Dan tiba-tiba terdengar suara tertawa yang aneh di sekitarnya.
“Hahahahahahaahahaaha, cucok banget book…!” Lontaran ejekan dari manusia imut yang bernama Imam, salah satu anggota dari tentara tangguh sabun.
“Hahahahaahaahahahahahahaha”, Ketawa yang tiada batasnya dari semua orang di parkiran yang memandang lelaki ini.
“Hey cil, what’s wrong?” Tanya lelaki ini pada si Imam.
Tiba-tiba tinjuan kecil menghantam punggung lelaki ini, dan ia pun menoleh kebelakang, serrr…
“Heh, Tas siapa yang kamu bawa ini?” Tanya Nadia yang tiba-tiba muncul dari belakang lelaki ini dengan tinjuan kecilnya.
“Hah? Tas?” Lelaki ini pun kemudian melihat tas yang dari tadi dibawanya dari SAR.
“Oh Men…Oh No… !” Lelaki ini pun terkejut dan baru menyadari kalau tas yang ia bawa bukanlah tas miliknya, melainkan tas jinjing yang biasa dipakai cewek (tas cangklong) yang berwarna ungu dan dibalut motif belang macan.
“hahahahahaha…” tawa kecil Nadia melihatnya dengan geleng-geleng kepala.
“Hahahahahahhaha….” Tawa dari semua orang yang melihat.
Lelaki ini pun kembali merasa #TENGSIN#

Seusai kejadian tadi, lelaki ini pun ditemani Nadia untuk mengembalikan tas yang ia salah ambil dari SAR. Waktu di perjalanan pulang seusai mengembalikan tas dari SAR, mereka berdua pun akhirnya bisa ngobrol empat mata sambil berjalan menuju parkiran.
“Hey, ternyata kamu pantas juga pakai tas tadi,hehehehe…” sedikit ledekan dari Nadia.
“Pantas apaan??!, pantas diketawain iya! Tengsinnya yang kagak nolong”, jawab lelaki ini dengan sedikit penyesalan tapi ia masih bisa tersenyum.
“Jadi, sekarang mau ngomong apa? Kan udah empat mata”, Tanya Nadia dengan sedikit penasaran.
“Oh Sorry, sebenarnya aku mau bilang kalau aku ngefans ma kamu”, jawab lelaki ini sambil menatap ke arah mata Nadia yang penuh dengan keberanian.
“Cuma ngefans?”, Tanya singkat Nadia.
“Ya lebih sih, dari dulu pertama ketemu aku langsung punya rasa padamu”, terang lelaki ini.
“Maaf…” ,
satu kata yang membuat langkah kaki mereka seakan terhenti. Angin pun tiba-tiba berhembus membawa taburan daun yang berjatuhan dari pohon yang tak jauh dari parkiran kampus.
Lelaki ini pun bertanya, “kenapa?”
“dengan pernyataanmu barusan, sebenarnya aku nggak pengen ngelukain perasaanmu, mungkin jawaban ini yang tepat untukmu…” terang Nadia.
“Maksudnya?” Tanya lelaki ini dengan raut wajah yang bingung.
“Aku sudah ada yang punya, kesetiaanku sudah untuknya….”
Cetarrrr………(suara hati si lelaki ini kala mendengar pernyataan di atas)
“Oh gitu…emang benar?” Tanya lelaki ini masih tidak percaya.
“Iya lah, tu aku udah dijemput”, jawab tenang Nadia.

Nadia pun langsung beranjak meninggalkan lelaki ini dan menuju sang pacar yang sudah menjemputnya. Dan lelaki ini hanya bisa memandang dengan ratapan kekecewaan yang sangat dalam.
“Galih, aku pulang dulu….!” Salam pamit dari Nadia untuk lelaki ini.
“Ya….mungkin tak ada kesempatan untuk memilikimu, tapi bisa bersamamu hari ini saja aku sudah merasa seakan memilikimu, dan izinkan saja aku untuk memiliki hatimu walau ragamu bersamanya”, jawaban dari dalam hati lelaki ini kala memandang Nadia yang kini telah pergi bersama sang kekasih.

Seperti itulah kisah lelaki ini terhadap Nadia, sosok wanita yang ia cintainya. Dan apakah yang akan terjadi di kisah selanjutnya? Akankah ada sosok wanita lain yang akan mengisi hatinya kembali? Akankah ada yang mampu menyusun kembali kepingan hatinya yang telah hancur? Kita tunggu saja di chapter berikutnya….

Bersambung…………..

Friday, October 25, 2013

Bertahan satu ciiiiiiiinta.... Bertahan satu C.I.N.T.A.

Moshi moshi....!! Ohayou gozaimasu...(ciyeee yang baru aja bisa Bahasa Jepang...)^_^

Gimana kabar Mblo? Masih sendiri kan? :p
okeh, ga usah banyak buachodth(4L@y mode: ON)... Di kesempatan yang kesempitan hari ini, gue akan membahas topik yang kali ini mungkin kalian suka atau justru benci atau bahkan trauma dan menjadi phobia dengan hal ini? Kalo mimin sih enggak, hwehehehe...
Topik yang akan mimin bahas adalah suatu bentuk dari perwujudan perasaan anak manusia antar sesama manusia yang membutuhkan respon dari pihak kedua yang dikenai topik yang akan kita bahas....
Biasanya 'menjangkiti' anak-anak muda yang baru mempunyai akal baligh atau anak-anak belum cukup usia yang salah pergaulan. Sesuatu ini mungkin adalah musuh utama bagi para jomblo-jomblo ngenes dan kesepian yang butuh kehangatan dan belaian kasih sayang selain dari ortu seperti yang lagi baca artikel ini... :p
(min! min! katanya ga mau banyak bacot??) Oia, lupa! hwehehe saking asyiknya mimin ngasih spoiler jadi kelupaan ke topik utama kita... Nah, kalian udah pada tahu? PASTI BELUM....
Yap! Cinta,(kan udah gue kasih botjhorannya di fb gue... gimana sih lu? kudet luw! pecundang luw! ga punya motor seprot luw!) cinta, dan CINTA!!!!
Cinta itu apa anak-anak???? (jangan jawab kalo cinta itu makanan!!) Cinta itu pengertiannya fleksibel sekali, kenapa? Karena seperti kalian bertanya pada orang-orang mengenai tipe dari pasangan idaman mereka, pasti ada jawaban: RELATIF. Ya, penjelasan dari arti cinta itu sendiri adalah relatif. Relatif disini bisa kita anggap seperti.... Apa ya? Mimin lupa... Gini deh, biar gampang, misalnya, kan jenis transportasi ada 3, darat, laut, dan udara, nah, itu dia! Cinta itu bisa dibagi menurut keadaan yang kita hadapi.

1. Cinta yang pertama adalah cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Cinta jenis ini adalah cinta yang sangat standar sekali, pasti ada disetiap lu datang kerumah-rumah orang laen, kalo ga ada, yaaaaa mungkin keluarga itu enggak keluarga yang harmonis. :p

2. Cinta yang kedua, yaitu cinta manusia terhadap Tuhan mereka. Cinta wajib bagi orang INDONESIA, ya! Sila pertama: "Ketuhanan Yang Maha Esa." Setiap WNI harus mempunyai paling tidak satu Tuhan yang disembah. Cinta manusia terhadap Tuhan mereka bisa dilihat dari ibadah mereka, simbol dari ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Cinta yang ketiga, emmm.... Mulai ya! Cinta manusia terhadap sesama manusia, spesifikasinya yaitu laki-laki NORMAL dengan wanita NORMAL, bukan sejenis!! (iiieeewww...) Yupz... Mungkin ada sebagian lu yang suka tentang hal ini... Jangan muna lah, sealim-alimnya manusia, pasti mereka pernah menyukai manusia lawan jenis yang menarik menurut pandangannya. Banyak remaja-remaja atau bahasa kerennya(Keren, atau kere??) ABG-ABG yang latah ikut-ikutan 'praktek' cinta antar sesamanya, yaitu: Pacaran(haduuu... Apa ga bisa diganti ma Ta'aruf min??) OH TIDAK!! Ta'aruf beda dengan pacaran.... Sekali lagi gue tegasin: BEDA DENGAN PACARAN!!! Karena eh karena, kata Pak Haji, pacaran itu sebagian dari zina(buat lu-lu yang protes mengenai hal ini, protes noh, ma Pak Haji... :p) Yah, emang gimana lagi, Ta'aruf khan sunah rasul dan Islam aturannya sangat ketat tapi memang benar-benar memberi rasa aman bagi pemeluknya.... Ya sudahlah, kita kembalikan ke pacaran... Gue heran ya, ada tuh, anak-anak smp yang udah pacaran, terus manggil pacarnya seperti seakan-akan mereka tu udah nikah gitu, jadi: Pah... Mah... Abi... Umi.... Oi cuk!! paku nih katakata ke pikiran luw: "Belum tentu orang yang kamu cintai sekarang ini dan menjalin hubungan dengannya itu adalah jodohmu di masa depan." - Anonymous

4. Yang selanjutnya, cinta manusia terhadapa barang atau sesuatu yang disukainya. Heheh... Gue jadi inget seri episode Spongebob di bagian "Koran Picisan Krab", disitu ada berita bahwa Patrick Star menikah dengan tiang lampu... Yaaa... kira-kira seperti itulah penggambaran jenis cinta yang ini. Ya yaya yaa.... Mungkin cinta ini melanda para Jones yang benar-benar sudah galau dan frustashyii dengan status yang disandangnya hingga saat ini. (Jangan marah Mbloo... :p)



Yupz, kira-kira seperti itulah penggambaran jenis cinta menurut mimin FH di kesempatan yang sangat sempit ini, selebihnya kan lu bisa nambahin sendiri... Udah gede kan?? ;)
Cinta itu ga boleh lu taruh di klasemen pertama di hati lu... Karena bila terlalu suka pada seseorang, maka rasa sakit hati yang akan lu rasakan dikemudian hari ketika lu pisah  dengannya akan terasa sangat luar binasa syakitnyah. Gue kasih contoh dari temen gue sendiri, iniSIALnya: Patriott Mann Dala. Barusan gue lihat dan baca statusnya di fb yang isinya dan intinya dia itu udah ga percaya ama yang namanya cinta, karena apa? Yupz, dia lagi putus ma pacarnya. Udahlah.... Tuhan menciptakan semua yang ada di dunia ini itu ada jodohnya, kalo ga jodoh ma yang satu, cari yang lain, tapi kendalanya satu, ya, cuma satu... Apakah kita bisa MOVE-ON atau tidak, apakah bayangan dari si dia udah minggat dari kelapa, eh, kepala kita atau belum. Intinya, jangan pikir bahwa putus cinta adalah hal yang berat, just enjoy your life and hang out or play some game, online game, or flash game-based in Facebook untuk ngilangin semua tentangnya, nah, kalo semua itu ga work blasss.... Ya, idk, yang ga kuat imannya mungkin udah ngambil 'jalan pintas' ya? Jangan deh...
Jadi...... Gimana min? Gimana apanya? Ya itu.... Jadinya ya begini, lu harus maen game kalo lu lagi broken heart, hahahaha... Ga deh, becanda.... :p

Sedikit kata mutiara berbentuk poster supesial buat lu Mblo! ;)





Monday, October 14, 2013

Tentara Tangguh Sabun: Galih's Version - Chapter 1


(Chapter 1 – “Hay Nadia”)




“Aku sayang kamu…….” Terbisik kata-kata manis yang tersangkut ditelingaku.  Byur!!!! Derasnya kesejukan air menyegarkan bangun tidurku.
“Cepat bangun nak!!!”, teriak Ibuku menyebar ke seluruh sudut ruangan kamarku.
“Iya bu, aku sudah puas dengan tidurku, ini juga mau langsung mandi” sahutku dengan setengah sadar.
“Jam berapa ini nak?!! Kau harus cepat berangkat kuliah! Matahari sudah ada di atas kepala!” cacian ibuku.
 “Waduh aku hampir terlamabat! Terimakasih ibuku yang manis..” ucapan terimakasihku sambil mencium tangan ibuku.

Aku pun bergegas lari ke kamar mandi untuk menyetor tabungan kuningku dan membersihkan seluruh tubuhku dengan air dan sabun yang segar. Lalu secepat mungkin aku bergegas menuju kampus tercinta dengan jarak yang lumayan jauh dari rumah. Perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit itu ada untungnya untuk memikirkan banyak hal atau berbicara dengan diri sendiri.

Whesssh……! Secepat angin aku meluncur menuju kampusku. Oh iya, sambil menikmati perjalanan di tengah ramainya jalanan raya aku ingin perkenalkan siapa sih si “aku” yang dari tadi bicara melulu. Oke, aku adalah si “lelaki” yang ada dalam cerita sebelumnya, ceita di chapter 0. Aku yang bernama lengkap Aditya Galih Pamungkas, kali ini aku mulai mengambil alih sebagai penulis dalam cerita ini, jadi nggak ada lagi si penulis yang panggil aku dengan sebutan “lelaki itu” lagi. 

Di chapter ini, aku ingin berbagi cerita tentang kejadian yang akan bermunculan tak terduga di depanku, tentunya masih tentang percintaan. Dari cerita yang sudah diceritain sebelumnya mungkin aku adalah sosok lelaki yang lemah, tapi kini aku telah berubah seiring banyaknya pegalaman pahit yang kurasakan. Kini aku tak kan lemah lagi dan takut terhadap wanita, keberanianku ini muncul saat aku dinobatkan sebagai anggota “Pasukan Tentara Tangguh Sabun”. Itulah Pasukan yang didirikan oleh temanku yang bernama Hendrik dan itu sebuah kelompok pertemanan yang memiliki satu pemikiran tentang…..ya itulah, kalian bakal tahu sendiri setelah mengikuti cerita ini.

Cekleg…., kumatikan mesin motorku sesampainya di parkiran kampus, tapi dalam pikiranku masih terbayang sosok wanita yang hadir dalam mimpiku tadi, sosok wanita yang membisiki telingaku dengan kata-kata yang membuat aku hampir mati bahagia. Dia oh dia yang kini sedang aku incar telah masuk ke dalam mimpiku, sebut saja namanya “Nadia”, dialah teman sekampusku. Dia wanita yang berhasil mencuri perhatianku setelah sekian lama  aku terdiam dalam kekosongan hatiku akibat penderitaan-penderitaan cinta yang telah ku alami sebelumnya.

“Ndul….!” Teriak suara cempreng laki-laki yang membangunkan lamunan indahku. Dia lah saudara dari sang subuh, si sifu dari pasukan tentara tangguh sabun yang bernama Hidyat.
“Hey ndul! Ngapain lu ke kampus! Hari ini kan nggak ada kuliah.” Lontar si Hidayat.
“Apa???? Yang bener???” Tanyaku dengan heboh.
“Ya iyalah, dosen hari ini pada rapat semua, emang lu nggak disms komtingmu?”
“Ntah lah, coba aku cek dulu”. Ku lihatlah HPku yang sejak tadi pagi belum kubuka, inilah kebiasaan burukku yang selalu telat mengecek pesan masuk, tapi bgitu cepat merespon ponsel ketika sedang menerima pesan dari wanita.
“Oh my Girl…! Ternyata benar hari ini nggak ada kuliah, ini aku baru tahu kalau komtingku pagi tadi ngasih info lewat sms.”
“Itu sih karena kecerobohanmu yang stadium angkut dari dulu nggak lu sembuhin! Ya udah gua mau pulang tidur”, jawab Hidayat.
“Eh, tapi kenapa lu juga datang ke kampus? Kan lu tahu sndiri tadi kalau nggak ada kuliah?” ,tanyaku dengan heran.
“Hehehehe, sebenarnya gua juga nggak update info, gua baru tahu tadi pas masuk gedung, lalu baru gua baca deh pengumuman di tembok.”
“Ah dasar singkong fermentasi! Ya udah sana ‘Minggat tho!’…!

Setelah itu, aku pun mencoba cari kesibukan di kampus karena keterlanjuranku sudah datang ke kampus tanpa ada perkuliahan. Akupun mencoba berkunjung ke perpustakaan yang berada di fakultasku, sebut saja perpustakaan itu “SAR”, asal jangan ditambah KEM. Perpustakaan itu merupakan surga kedua dari para bidadari di fakultasku. Di sana aku mencoba mencari-cari buku untuk mengerjakan tugas serta yang paling utama yaitu mengamati para ladies yang bersemayam di sana. Tempat itu terkenal sebagai tempat untuk membaca dan mengerjakan tugas kelompok.

“Hai Galih……!” sapaan hangat dari dua makhluk cantik penjaga SAR.
“Hai juga Din, Hai Asri, tumben agak sepi, oh bener juga kan nggak ada kuliah, tapi tadi lihat makhluk yang bernama Hendrik nggak?”
“Nggak tuh, terakhir kesini kan sama kamu kemarin, malah kalian langsung pergi makan berdua ninggalin kita” jawab Asri.
“Hu’umph…! Aku juga nggak dibeliin siomay!!” ,sahut Dina.
“Maaf deh soal kemarin, ya udah, aku tak cari buku dulu, dan simpan nih jaket dan tas dengan aman!”
“Oke, tapi jangan lupa beliin siomay lagi!” kata Dina dengan suara yang lantang dan memanja.

Aku pun langsung sesibuk mungkin mencari buku di rak yang paling pojok, tapi pikiranku masih terbayang tentang mimpi semalam.
“Cie cie….” Terdengar paduan suara cewek yang menghujam ke telingaku.
Dengan sedikit lirikan penasaran akupun menoleh, “Owalah…..kalian thow, dasar rombongan penyomblang.” Sahutku dengan sedikit santai. Mereka lima wanita yang selalu bergerombol dan pembuat gaduh suasana kelas. Dan mereka juga adalah para sahabat Nadia.
“Mana Nadia?” tanyaku dengan sedikit tersenyum.
“Cie cie, Nadia terus…., tiga, dua, satu, ..!” sontak lima cewek serempak.
Ceklek….,
pintu SAR tiba-tiba terbuka, dan munculah sosok wanita  yang bermandikan cahaya surga dihadapan lensa mataku, ya benar, tak salah lagi, kaulah Nadia.....

Nadia pun memasuki ruangan perpus dimana yang di dalamnya terdapat sesosok laki-laki genius (aku), dua bidadari penjaga, lima wanita pembuat gaduh, dan beberapa makhluk asing lain yang sibuk dengan pekerjaan mereka.  
“Cie cie cie….” Seruan pun menghujam telingaku kembali, beginilah ketika aku bertemu dengan Nadia dan disertai lima makhluk brisik itu.

Dengan PD nya aku coba menyapa Nadia ketika menuju ke gerombolan sahabat-sahabatnya itu.
“Hai Nadia….” Sapaan hangatku untuknya.
“Hemmm,” Respon singkat dari Nadia dengan sedikit malu karena berdiri di dekat para sahabatnya.  

Itulah Nadia, dan kalian akan tahu alasan mengapa teman-temannya sering melontarkan kata “cie cie cie” terhadapku, tapi cerita itu akan hadir di next chapter.

Bersambung……