Move on adalah hal yang wajib dilakukan bagi siapa saja
yang sedang patah hati, tidak terkecuali Fandri. Setelah lost contact dengan Si Bu Dokter itu, dengan
tiba-tiba, datanglah hati lain yang hampir saja bisa mengobati luka hati Fandri
saat itu. Kenapa kok hampir?
***
Self Access
Room baru saja dibuka oleh dua penjaga cantiknya di pagi yang cerah.
"Din, si
Fandri dan Galih kok tumben-tumbennya ya rajin dateng ke sini?" ,kata Asri
membuka obrolan.
"Emm... Tauk, mungkin mereka tersepona dengan pesona kita paling...
ihihihihii.."
"Huuu...
Sok cakep, eh iya juga ya, kita kan cantik, hehehehe.." ,kekeh Asri.
Tidak lama
berselang, Fandri pun datang menghampiri mereka yang telah masuk terlebih
dahulu. Hari ini dia nampak seperti biasanya, flat, monoton, tanpa ekspresi, tapi berubah
raut ketika melihat cewek-cewek cakep yang ada di depannya...
"Pagi
say..." ,sapanya pada Asri, sapaan biasa untuk sohib dekat seperti mereka.
"Pagi
juga, jaket dan tasnya jangan lupa lho ya..."
"Ok, kamu
tuh terlalu baik deh, sama aku..." ,daaan keluarlah sifat aslinya.
"..."
,hanya dijawab Asri dengan senyum manisnya.
"Kok gua ga disapa??" ,protes Dina
mencairkan suasana.
"Weleh,
ya deh, pagi Din... Kok nambah gendut aja.. Hwehehehehe..."
"Hiiih...
Ngeledek ya? Rasain nih.."
"Aduh,
hahaha..." ,cubitan Dina melukai lengan Fandri. "Eh, by the way... Si Fauzi datengnya kapan?"
"Entahlah,
mungkin ntar jam sepuluhan..." ,jawab Asri.
Ditengah-tengah
obrolan mereka, datanglah member Pasukan Sabun dari Lembah Perawan No. 23,
Galih A.K.A. Codot.
"Kula
nuwun!"
"Mangga..."
,jawab mereka dengan kompak.
"Weh,
panjang umur, baruu aja lu kita omongin tadi."
"Oh
ya?" ,tanya Galih.
"Enggaaak...
Kita bercanda kok, weeek..." ,jawab Asri.
"Hahahahaha...
Eh, ngapain lu dimari?"
,pertanyaan Fandri sedikit songong.
"Hm... Hangout."
"Hangout bukan dimarih... Di bunderan sono lho, banyak
cewek..." ,saran Fandri.
"Nggak!
Sini aja ada cewek cakep kok..." ,kata Galih dengan melirik Asri.
"Halah,
udah! Sini, ada yang mau gue ceritain ke lu..."
"Pa'an?"
,kata Galih penasaran.
Fandri
mengajak Galih untuk menjauhi kedua cewek penjaga SAR. Nampaknya dia mulai
membuka sesi curhat...
"Lu mau denger cerita ga?"
"Ya, coba
aja.."
"Ok, dulu
waktu SMA, lu dah tahu Si Bu Dokter kan?"
"Hm... Ya
ya! Bisa jadi! Bisa Jadi.."
"Nah,
waktu pas senggang sehabis kelulusan, ternyata gue otomatis Move on bro!!"
"Weh??
Terus?"
"Yaa gue
dapet inceran baru... Ceritanya gini..."
***
Acara
perpisahan untuk angkatan 2011/2012 SMA N 1 Miasma telah berlangsung pagi
itu, Fandri menempati posisi strategis untuk membiarkan naughty eyes-nya leluasa
memantau sekeliling untuk mencari "Makhluk-makhluk Halus" yang
berkeliaran di sekolahnya...
"hm... nothing special... just flat oppai
and tepos butts.... but wait, kok
ada yang manis yah?" ,pikirnya dalam hati. Suzy, anak IPA, adik
kelas Fandri yang tidak sengaja bertatap mata dengannya waktu acara
masih berlangsung, sepertinya Fandri tertarik untuk mendekatinya, rasa
penasaran dan jiwa yang haus akan informasi pun menyala kembali dalam raga Fandri.
"Eh dek,
sini bentar..." ,Fandri
bertanya pada salah satu teman sekelas Suzy.
"Iya kak,
ada apa?"
"Ituuuu...
Temen kamu ya?"
"Iya, ada
apa? Kakak naksir yaaaa.... Mo dikenalin?" ,tembak langsung
oleh si adik kelas itu.
"E buset!
Lu peramal ya? Gaaa.... Kakak cuma pengen tahu namanya
ajah..."
"Emm..
Namanya Novi kak..." ,jawab si adik kelas itu dengan berbohong. Anehnya, Fandri
percaya dengan adik kelasnya itu.
"Hm...
Namanya Novi... Kok perasaan gue ga setuju kalo dia tuh namanya kayak
gitu...?" ,heran Fandri dalam hati.
***
Esok harinya, Fandri
masih kepikiran dengan yang namanya Novi. Ketika dia sedang nongkrong di
koperasi sekolah, pucuk dicinta, ulam pun tiba, Suzy datang dengan seorang
temannya yang mungil.
"Weh...
Ada doi tuh, sapa ahh..." ,batin Fandri.
"Hai dek,
boleh kenalan ga?"
,kata Fandri dengan pede-nya.
"..."
,Suzy diam saja tak berani untuk membalas sapaan Fandri.
"Lho kok diem aja?"
Suzy pun meninggalkan Fandri pergi ke
kelasnya. Nampaknya Fandri bingung dengan sikap perdana yang ditunjukkan Suzy
kepadanya. Dia pun tidak menyerah, didatangilah Suzy ke kelasnya langsung dan
nekat mengajak kenalan didepan kelas Suzy.
"Hai, aku Fandri, aku juga anak
IPA lhoo, kamu Novi ya?" ,tanya Fandri dengan polosnya, tak sadar sedang
dikerjai oleh temannya Suzy waktu itu.
"Hihihihi... " ,tawa Suzy
segera setelah tebakan Fandri salah.
"Kak, kamu lucu ya, aku bukan
Novi, Novi itu temen aku yang ini..." ,jawab Suzy sambil menggandeng
temannya yang mungil itu.
"Akhirnyaaaa Ya Tuhaaan... Dia
bicara juga, suaranya gimanaaa gitu... " ,sorak gembira dalam hati Fandri.
"Ohh.. Asem, temenmu tuh, yang ngasih tahu ke kakak, kalo namamu itu
Novi, bukan Suzy.."
"Lagian, kalo mo kenalan, kok ga ke orangnya langsung?" ,tanya
Suzy.
"Yaaa gimana yaaa,
hehehehe..." ,Fandri dibuat grogi dengan pertanyaan Suzy.
"Kok malah tertawa?"
"Yaaa kayaknya kakak malu untuuk
langsung berkenalan denganmu..."
"Ooo... Gak apa-apa kok kak,
kenalan aja..."
"Yaudah, aku Fandri, kakak kelas
kamu, kelasku ada di bagian timur perpus, boleh minta nomer hape ga?"
"Aku ga punya hape kak..."
"Oh, oke deh... Sampai ketemu
lagi ya..."
Fandri meninggalkan kelas itu dengan
rasa kecewa, "Berarti gue harus ngedeketinnya langsung, tanpa perantara,
ah, ga asik, gue terlalu pengecut untuk
pendekatan secara langsung..."
***
"Nah, itu die Gal.... Gue berhasil ngeyakinin
doi untuk ngambil kuliah di Universitas kita, dan ortunya pun setuju... Tapi
masalahnya, doi ga mau sejurusan ma kita, katanya dia mo jadi guru SD aja... Sialan!"
,umpat Fandri.
"Hahaha... Sabar brooo, kan udah
sekampus, jadi masih bisa dong, untuk sekedar, yaaaa..... Ketemuan gitu?"
"Ya sih, tapi gue curiga ma satu akun cowok temen kakaknya doi, akun itu selalu
posting di wall-nya doi, dan tanggepan doi pun positif semua, apa ga frustasi gue? Akunnya tuh, namanya
Anugrach2 apaaaa gitu, oia! Anugrach
Terindah, dari stalking gue, yang punya akun itu kayaknya
anak motor..."
"Hm... Positive thinking aje dah bro.." ,hibur Galih.
"Yoi men... Tapi kayaknya,
rasa-rasanya gue dah ga minat lagi ma doi deh... Sms gue udah ga dibales lagi ma doi, yaudah, daripada ngebuang-buang pulsa, mending nyerah aja, toh kayaknya aja doi ga pernah ngerespon gue...
hahhh..." ,rasa sesal menghampiri Fandri.
"Hm... Cari yang laen lah, cewek banyak yang cakep
dikampus kita, ya nggak?"
"Emb... Tapi kayaknya, gue mo ngedeketin si Mira aja deh,
hihihihihi..." ,bilang Fandri dengan muka nyebelin tanpa rasa dosa.
"Walah?! Yo wes, lanjutkan... Tak dukung pokoke... Hahahaha..." ,dukung Galih.
"Hahahaha... Aduh perut gua! Yuk
makan Gal? Lu laper ga?"
"Iya nih, yok makan mie ayam di Warung Silir?
Sekalian ntar gue mo balik pulang..." ,ajak Galih.
"Cakep! Say... Gue ma Gal mo maksi dulu yah? Gue pinjem sendal SAR ma nitip tas ma jaket gue, ok?" ,kata Fandri
kepada Asri.
"Ok say..."
"Mo kemana?" ,tanya Dina.
"Mo makan dulu..." ,jawab Gal.
"Kok ga ngajak-ngajak?"
"Lu titip aja ke kita, ntar kalo lu ikut, yang jagain siapa,
yang nemenin sayangku siapa? Kan kesian...?"
,canda Fandri.
"Ya deh, ga jadi ikut gue..." ,kata Dina.
Dua member Pasukan Sabun dari Lembah
Perawan itu pun meninggalkan SAR. Di Warung Mie Ayam Silir, mereka pun masih
membicarakan topik yang sama, tak ayal, dua orang pun sudah cukup untuk
menciptakan obrolan khas cowok mesum di sembarang tempat, sambil menikamati
makan siangnya, mereka memaksimalisasikan fungsi mata indera penglihatan
mereka untuk "Makhluk-makhluk Halus" yang berseliweran disekitar
warung...
"Eh, itu dia, si Mira,
Gal!!", seru Fandri... (bersambung)
No comments:
Post a Comment